Langsung ke konten utama

Hukum Mandi dalam keadaan Telanjang

Hukum mandi telanjang menurut imam bikhori dan imam ibnu hajar boleh jk di tempat yg sepi dan lebih utama memakai penutup.haram hukumnya menurut sebagian ulama' syafi'iyah,dan makruh hukmnya menurut pendahulunya ulama' syafi'iyah dan juga yg lainnya.

بَاب مَنْ اغْتَسَلَ عُرْيَانًا وَحْدَهُ فِي الْخَلْوَةِ وَمَنْ تَسَتَّرَ فَالتَّسَتُّرُ أَفْضَلُ وَقَالَ بَهْزُ بْنُ حَكِيمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُ أَحَقُّ أَنْ يُسْتَحْيَا مِنْهُ مِنْ النَّاسِ 

Bab Mandi Telanjang Seorang Diri Di Tempat Sepi, dan orang yang memakai basahan Namun Menutupi Diri (Menggunakan Kain Basahan) Lebih utama .

bahr bin hakim berkata dari ayahnya dari kakeknya dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
“Lebih patut seseorang malu kepada Allah daripada malu kepada manusia”(HR. al bukhori)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ يَغْتَسِلُونَ عُرَاةً يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ وَكَانَ مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْتَسِلُ وَحْدَهُ فَقَالُوا وَاللَّهِ مَا يَمْنَعُ مُوسَى أَنْ يَغْتَسِلَ مَعَنَا إِلَّا أَنَّهُ آدَرُ فَذَهَبَ مَرَّةً يَغْتَسِلُ فَوَضَعَ ثَوْبَهُ عَلَى حَجَرٍ فَفَرَّ الْحَجَرُ بِثَوْبِهِ فَخَرَجَ مُوسَى فِي إِثْرِهِ يَقُولُ ثَوْبِي يَا حَجَرُ حَتَّى نَظَرَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ إِلَى مُوسَى فَقَالُوا وَاللَّهِ مَا بِمُوسَى مِنْ بَأْسٍ وَأَخَذَ ثَوْبَهُ فَطَفِقَ بِالْحَجَرِ ضَرْبًا فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاللَّهِ إِنَّهُ لَنَدَبٌ بِالْحَجَرِ سِتَّةٌ أَوْ سَبْعَةٌ ضَرْبًا بِالْحَجَرِ

Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW baginda bersabda :
“Dahulu Bani Israel mandi telanjang, mereka saling melihat satu sama lain. Sementara Nabi Musa as mandi seorang diri. Orang-orang Bani Israel berkata :’Demi Allah, tidak ada yang mencegah Musa mandi bersama kita kecuali kerana dia mengidap penyaki aadar.

Suatu ketika Nabi Musa pergi mandi, baginda meletakkan pakaiannya di atas batu, lalu batu itu membawa lari pakaiannya. Maka Musa pun mengejarnya (batu itu), seraya berkata : ‘Hai batu, pakaianku!’. Akhirnya, orang-orang Bani Israel pun melihat Musa. Lalu mereka berkata : ‘Demi Allah, ternyata Musa tidak mengidap penyakit apa pun. ’Musa berjaya mengambil pakaiannya, lalu memukul batu tersebut dengan satu pukulan. Abu Hurairah berkata : “Demi Allah, bekas (pukulan) Nabi Musa pada batu itu sama dengan pukulan enam atau tujuh batu”(HR al bukhori)

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا أَيُّوبُ يَغْتَسِلُ عُرْيَانًا فَخَرَّ عَلَيْهِ جَرَادٌ مِنْ ذَهَبٍ فَجَعَلَ أَيُّوبُ يَحْتَثِي فِي ثَوْبِهِ فَنَادَاهُ رَبُّهُ يَا أَيُّوبُ أَلَمْ أَكُنْ أَغْنَيْتُكَ عَمَّا تَرَى قَالَ بَلَى وَعِزَّتِكَ وَلَكِنْ لَا غِنَى بِي عَنْ بَرَكَتِكَ

dari abu hurairoh dari nabi shollallohu alaihi wasallam:
"Sewaktu Nabi Ayyub as mandi dalam keadaan bogel/telanjang, tiba-tiba jatuhlah di depannya seekor belalang emas. Ayyub pun segera hendak mengambil kainnya, maka baginda pun dipanggil oleh Tuhannya, “Wahai Ayyub, bukankah engkau telah cukup kaya hingga tidak memerlukan lagi barang (belalang emas) yang kau lihat itu?”
Ujur Ayyab, “Benar wahai Tuhanku, tetapi aku tidak boleh mengabaikan keberkatan-Mu.” 
syarah shohih bukhori oleh imam ibnu hajar

إن ظاهر حديث بهز يدل على أن التعري في الخلوة غير جائز مطلقا لكن استدل المصنف على جوازه في الغسل بقصة موسى وأيوب عليهما السلام ووجه الدلالة منه - على ما قال ابن بطال - أنهما ممن أمرنا بالاقتداء به وهذا إنما يأتي على رأي من يقول : شرع من قبلنا شرع لنا . 

"Bertelanjang seorang diri secara mutlak (bukan bertujuan mandi) adalah tidak dibolehkan berdasarkan hadith daripada Bahz (yaitu hadis “Lebih patut seseorang malu kepada Allah daripada malu kepada manusia”.) Akan tetapi al-Bukhari membolehkan mandi seorang diri tanpa pakaian berdalilkan kedua kisah Nabi Musa dan Ayyub.

Cara mengambil hukum daripada kedua dalil tersebut adalah

-berdasarkan perkataan ibnu battol-, bahwa kedua Nabi tersebut adalah termasuk Nabi yang kita diperintahkan untuk mengikutinya. Ini hanya berlaku bagi pendapat yang mengatakan bahwa syariat orang-orang sebelum juga adalah syariat bagi kita,

والذي يظهر أن وجه الدلالة منه أن النبي - صلى الله عليه وسلم - قص القصتين ولم يتعقب شيئا منهما فدل على موافقتهما لشرعنا وإلا فلو كان فيهما شيء غير موافق لبينه فعلى هذا فيجمع بين الحديثين بحمل حديث بهز بن حكيم على الأفضل وإليه أشار في الترجمة ورجح بعض الشافعية تحريمه والمشهور عند متقدميهم كغيرهم الكراهة فقط . 

Wajah dilalah yg jelas darinya adalah bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam menceritakan kedua kisah tsb dan tdk menjelaskan sesuatu setelahnya ini menunjukkan bahwa syare'at kedua nabi tsb cocok dengan syare'at kita, jika tdk maka nabi akan menjelaskannya kpd kita, oleh sebab itulah imam bukhori mengumpulkan kedua hadis tersebut dan membawakan hadisnya bahz bin hakim sebagai yg lebih utama.sebagian ulamasyafi'iyah mengunggulkan pendapat yg mengharamkannya, tapi pendapat yg masyhur dari ulama' awalnya syafi'iyah dan juga yg lainnya adalah sebatas makruh saja.

وجه الدلالة من حديث أيوب أن الله تعالى عاتبه على جمع الجراد ولم يعاتبه على الاغتسال عريانا فدل على جوازه

wajah dilalah dari hadis tetntang nabi ayyub bahwa sesungguhnya Allah ta'ala mencelanya sebab mau mengambil belalang dan tdk mencelanya sebab telanjang ketika mandi maka ini menunjukkan tentang bolehnya mandi dalam keadaan telanjang .
fathul bari syarah shohih bukhori.

LINK DISKUSI :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Dayah Mudi Mesra Samalanga Kab.Bireun NAD

MUDI MESRA Adalah sebuah pesantren atau dalam istilah orang aceh disebut dengan Dayah, yang terletak didesa Mideun Jok Kemukiman Mesjid Raya kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireun.. Dayah ini telah berdiri sejak zaman  Sultan Iskandar Muda    dayah ini terus berkembang dan saat ini menjadi dayah terbesar di Aceh. Saat ini dayah MUDI Mesra berada di bawah pimpinan Syekh Hasanul Basri HG ( Abu MUDI) dengan jumlah santri lebih kurang 6000 orang. 1 . IDENTITAS DAYAH MUDI MESRA a. Sejarah Berdirinya Pesantren MUDI Mesra.Lembaga Pendidikan Islam Ma`hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya berlokasi di desa Mideun Jok Kemukiman Mesjid Raya, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), tepatnya di sebelah barat kota industri Lhokseumawe kira-kira 100 km. (Note: pintu gerbang komplek putra) D ayah ini telah didirikan seiring dengan pembangunan Mesjid Raya pada masa Sultan Iskandar Muda. Pimpinan dayah yang pertama d...

Hukum Main atau Menonton Sepak Bola dalam Islam

Ayo coba cari tahu dengan membaca artikel ini tentang bagaimana sih sebenarnya Main atau Nonton Bola dalam perspektif Agama Islam. boleh atau tidak sebenarnya, jangan sampai kita tidak tahu menahu kalau setiap sesuatunya, diperbolehkan atau tidak diperbolehkannya paling tidak ada sebuah alasan tersendiri disana dalam islam, berikut penjelasan dari Syaikh Abuya Muda Waly Al Khalidy. Main bola itu kalau dengan tidak meninggalkan sembahyang dan tidak terbuka aurat dan bukan untuk mencari uang dan bukan untuk bertanding yang membawa kerusakan dan tidak pula merusakkan marwah maka kalau seperti yang telah tersebut itu hukumnya adalah harus (boleh) tetapi kalau ada salah satu yang tersebut di atas itu maka hukumnya haram. Nashnya dalam kitab Syarqawi juzuk 2 nomor 424 : قوله وبندق) اى يرمى به إلى حفرة ونحوها به والمراد ما يؤكل ويلعب به فى العيد . أما بندق الرصاص والطين فتصح المسابقة عليه ولو بعوض خلافا للمصنف كما سيأتى لأن له نكاية فى الحرب أشد من السهام (قوله وعوم) اى...

Dayah tertua di KOTA LANGSA

Dayah Darul Huda didirikan oleh ulama yang dikenal dengan sebutan Abi Sungai Paoh, dengan nama lengkap Tgk H Usman Basyah (alm) pada tahun 1962 di Gampong Sungai Paoh Kota Langsa. Abi Sungai Paoh lahir di Geudong, Aceh Utara, tahun 1936.  Abi Sungai Paoh meninggal dunia pada tahun 2004, dan mewariskan Dayah Darul Huda pada putranya Tgk H Syeh Muhajir Usman S Ag LLM, anak ke lima dari sembilan bersaudara. Selama 52 tahun berdiri, dayah tersebut telah melahirkan sedikitnya 2.000 lebih alumni dari berbagai pelosok daerah di Aceh dan luar daerah Serambi Mekkah ini. Tgk H Syeh Muhajir Usman yang lahir pada 15 Maret 1975 itu akrap dipanggil Tgk Syeh. Di bawah pimpinan Tgk Syeh, dayah tersebut telah berkembang dengan pesat. Saat ini santri di Dayah Darul Huda ini mencapai 400 orang lebih dengan pengajar tetap 35 orang, serta guru tidak tetap 23 orang. Karir pendidikan Tgk Syeh antara lain, tahun 1981 hingga 1993 pertama kali menjadi santri yang dipimpin ayahandanya (D...