Langsung ke konten utama

Pengajian Tastafi Bersama Abu MUDI

Abu Mudi Bersama Gebernur Aceh
Gubernur Berbaur dengan Ribuan Masyarakat Mengikuti Pengajian Tastafi di Masjid Raya
Ditulis oleh hafidhah, pada Senin, 05 Mei 2014
Banda Aceh - Gubernur Aceh, Zaini Abdullah ikut berbaur dengan ribuan masyarakat Aceh menghadiri pengajian Tasawuf, Tauhid dan Fikih (Tastafi) yang diasuh ulama Aceh, Tgk.H. Hasanoel Basry di Mesjid Raya Baiturrahman, Jum’at malam (2/4).

Selain itu, juga dihadiri oleh jajaran Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) seperti Sekda Aceh, kepala Dinas Syari’at Islam dan sebagainya. Terlihat juga dihadiri oleh para aktivis Aceh, akademisi dan anggota DPRA. Panitia pengajian Tastafi, Tgk Marwan Yusuf, saat membuka acara, memberikan kesempatan kepada Gubernur Aceh untuk memberikan kata-kata sambutan. Dalam sambutannya, Zaini Abdullah mengatakan bangga dan terharu atas berlangsungnya pengajian Tastafi di Mesjid Raya.

“Saya sendiri baru kali ini dapat hadir. Para jama’ah semua yang hadir setiap pengajian Abu Mudi sungguh beruntung. Karena saya sendiri, sudah lama merencanakan bertemu dengan Abu Mudi, tapi baru kali ini bisa bertemu dan mengikuti pengajian Tastafi ini.”

Zaini Abdullah menambahkan, bahwa selama ini pihaknya sudah memerintahkan kepada seluruh Kepala SKPA dan jajaran pemerintah Aceh lainnya untuk dapat mengikuti pengajian Tastafi ini setiap awal bulannya.

“Menurut hemat saya, ini adalah pengajian penting, bagi peningkatan ilmu pengetahuan agama semua elemen masyarakat Aceh. Jadi tanpa kecuali, semua warga Aceh juga saya harapkan untuk dapat ikut pengajian Tastafi ini,” ujarnya. Seusai memberi kata sambutan, Zaini Abdullah mengikuti pengajian ini hingga selesai.

Sementara itu, Tgk.H. Hasanoel Basry yang akrab disapa Abu Mudi dalam pemaparan pengajiannya membahas berbagai persoalan yang berkaitan dengan Tasawuf, Tauhid dan Fikih.

Para peserta sangat antusias bertanya berbagai persoalan yang berkaitan dengan Tauhid dan Fikih serta tasawuf. Selain itu, Abu Mudi juga menjawab berbagai pertanyaan masyarakat dari berbagai daerah yang disampaikan via sms karena pengajian ini disiarkan langsung di Radio RRI. Tgk Marwan Yusuf, ketua panitia dan Tgk Muhammad Balia selaku ketua panitia dan sekretaris acara mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada seluruh elemen masyarakat dan berbagai pihak yang terus mendukung terselenggaranya pengajian ini.

Sementara itu, Humas pengajian Tastafi, Teuku Zulkhairi mengatakan, dari pengajian ini kita berharap menjadi awal baru bagi kebangkitan Aceh karena kebangkitan hanya bisa diraih dengan jalur pendidikan dan pengajian-pengajian keagamaan seperti ini.

Yang lebih penting adalah, dari pengajian ini kita bisa mempererat hubungan antara umara dan ulama. Dengan momentum pengajian seperti ini, ulama bisa menyampaikan nasehat-nasehat agama bagi masyarakat dan umara.

Sumber: http://aceh.kemenag.go.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Dayah Mudi Mesra Samalanga Kab.Bireun NAD

MUDI MESRA Adalah sebuah pesantren atau dalam istilah orang aceh disebut dengan Dayah, yang terletak didesa Mideun Jok Kemukiman Mesjid Raya kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireun.. Dayah ini telah berdiri sejak zaman  Sultan Iskandar Muda    dayah ini terus berkembang dan saat ini menjadi dayah terbesar di Aceh. Saat ini dayah MUDI Mesra berada di bawah pimpinan Syekh Hasanul Basri HG ( Abu MUDI) dengan jumlah santri lebih kurang 6000 orang. 1 . IDENTITAS DAYAH MUDI MESRA a. Sejarah Berdirinya Pesantren MUDI Mesra.Lembaga Pendidikan Islam Ma`hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya berlokasi di desa Mideun Jok Kemukiman Mesjid Raya, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), tepatnya di sebelah barat kota industri Lhokseumawe kira-kira 100 km. (Note: pintu gerbang komplek putra) D ayah ini telah didirikan seiring dengan pembangunan Mesjid Raya pada masa Sultan Iskandar Muda. Pimpinan dayah yang pertama d...

Kata Motivasi Islam Imam Al ghazali

Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak berhujjah. Ia digelar  Hujjatul Islam   karena kemampuannya tersebut. Ia sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam. Ia berjaya menguasai pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam al-Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia juga sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu pengetahuan. Sebelum beliau memulai pengembaraan, beliau telah mempelajari karya ahli sufi ternama seperti   al-Junaid Sabili   dan   Bayazid Busthami . Imam al-Ghazali telah mengembara selama 10 tahun. Ia telah mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti   Mekkah ,   Madinah ,   Jerusalem , dan   Mesir . Ia terkenal sebagai ahli   filsafat Islam   yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu ti...

Nasehat Imam Syafi'i tentang menuntut Ilmu

 Tuntutlah ilmu hinga liang lahat, bukankah ini pertanda pentungnya ilmu dan tidak ada kata berhenti mencari ilmu dan tidak juga kata cukup dalam menuntut ilmu. Imam Syafi'i rahimallahu mengatakan dalam sebuah kitab Ta'lim muta'allim karangan Syekh Az-Zarnuji, Imam al-Zarnji Terlahir dengan nama Burhanuddin al-Zarnuji, sebagian menyebutkan bahwa namanya adalah Syeikh Ibrahim bin Isma'il Al Zarnuji. Jika dilihat dari nisbahnya, yaitu Az-Zarnuji, maka sebagian peneliti mengatakan bahwa ia berasal dari Zaradj, yakni suatu daerah yang kini dikenal dengan nama Afganistan. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:   لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ Ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara : Cerdas, Semangat (Antusias), Kesungguhan, Bekal, Bergaul dengan guru, Waktu yang lama.” Kecerdasan . Sesuatu hal yang bisa ki...