Syekh Abuya Muda Waly |
Salah satu hal yang diperdebatkan dalam Masalah Thariqat Naqsyabandiyah
adalah Rabithah dengan Mursyid yang dilakukan ketika Tawajuh. Sebagian
ulama menolak legalitas Rabitah tersebut. Salah seorang ulama Ahlsu
sunnah yang pernah menolak Rabitah tersebut adalah Syeikh Ahmad Khatib
al-Minangkabawi, ulama besar asal Padang yang menjadi Khatib di Masjidil
Haram. Beliau mengarang sebuah kitab untuk menolak Rabithah tersebut,
yaitu kitab Izhar Zighlil-Kazibin dalam bahasa Arab
Melayu, namun kitab beliau tersebut dijawab oleh seorang ulama besar
asal Padang juga, Syeikh Sa`ad Mungkar Tua dengan kitab beliau Irghamu Unufil Muta`annitin,
polemik antara dua ulama bermazhab Syafii ini berlangsung seru. Untuk
menjawab kitab Syeikh Sa`ad Munka, Syeikh Ahmad Khatib menulis kitab
kedua as Saiful Battar dan akhirnya Syeikh Sa`ad Munka menjawabnya
dengan kitab beliau Tanbihul Awam. Akhirnya kebenaran berada di pihak Syeikh Sa`ad Munka.
Syeikh Muda Waly, seorang ulama besar Aceh yang mengembangkan Thariqat Naqsyabndy
juga memberikan komentar tentang polemic kedua ulama besar asal Padang
tersebut dalam risalah beliau Intan permata, berikut komentar Abuya Muda
Waly yang kami kutip dari Risalah Intan Permata yang ada dalam buku
Ayah Kami Maulana Syeikh Muda Wali karangan putra beliau, Prof. DR.
Abuya Muhibuddin Wali.
“Ketahuilah hai segala ummat Ahlissunnah waljamah,bahwasanya karangan
yang mulia Syekh Ahmad al Khatib yang bernama Izhar
Zighlil-Kazibin,tentang membantah Rabithah dan Thariqat naqsyabandiyah
itu adalah silap dan salah paham dari Syekh yang mulia itu, karena
beliau itu telah ditolak oleh yang mulia Syekh Sa`ad Mungka Payakumbuh
(Sumatra Tengah) dengan kitabnya Irghamu Unufil Muta`annitin. Kemudian
kitab ini dijawab pula oleh yang mulia Syekh Ahmad al khatib dengan
kitabnya as Saiful Battar.Kitab ini pun ditolak oleh yang mulia Syekh
As`ad Mungka dengan kitabnya yang bernama Tanbihul `Awam. Pada akhirnya
patahlah kalam Tuan Syekh Ahmad al-Khatib. karena itu maka hamba yang
faqir ini, Syekh Muhammad waly al Khalidy sebabnya mengambil Thariqat
Naqsyabandiyah adalah setelah muthala`ah pada karangan karangan Syekh
Ahmad Khathib dan karangan karangan Syekh Sa`ad Mungka dimana antara
karangan kedua-dua orang ulama itu sifatnya soal jawab dan
debat-berdebat. Perlu diketahui bahwa Tuan Syekh Ahmad Khatib itu murid
Sayyid syeikh Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha, sedangkan Tuan Syekh
Sa`ad Mungkar murid Mufti Az Zawawy,gurunya Syekh Usman Betawi yang
masyhur itu, Maka muncullah kebenaran ditangan Tuan Syekh Sa`ad Mungka,
apalagi saya telah melihat pula kitab as Saiful Maslul karangan ulama
Madinah selaku menolak kitab Izhar Zighlil Kazibin. Oleh sebab itu bagi
murid muridku yang melihat karanagn syekh Ahmad Khatib itu janganlah
terkejut,karena karangan beliau itu ibarat harimau yang telah dipancung
kepalanya.”
Komentar