Biografi Lukmanul Hakim
Dalam buku berjudul "Lukmanul Hakim, kepribadian dan Mutiara Hikmahnya "Ali bin Hasan bin Abdullah bin Hasan bin Umar Al-Athas menuliskan tentang asal-usul Lukmanul Hakim dari berbagai versi yang mana satu sama lain berbeda pendapat tentang asal-usul Lukmanul Hakim.
Ibnu Ishak berpendapat bahwa Lukmanul Hakim adalah Lukman bin Baura bin Nahur bin Tariha sedangkan Tariha adalah Azar, ayah Ibrahim as. Assuhaaily bahawa Lukmanul Hakim adalah putra Unga bin Sarun dari penduduk Aylah Palestina . Wahab mempunyai pendapat lain, bahwa Lukmanul Hakim itu putra saudari Ayyub as. Tetapi menurut pendapat yang dinukil dari Muqotil beliau adalah putra Ayyub as.
Konon Lukmanul Hakim hidup selama seribu tahun semasa dengan Dawud as. Sebelum Dawud as di utus Lukmanul Hakim memberi fatwa kepada manusia, namun setelah Dawud as diutus, beliau tidak lagi memberikan fatwa. Waqidi berpendapat bahwa Lukmanul Hakim itu adalah sebagai Qadhi ( hakim ) di kalangan Bani Israil.
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa Lukmanul Hakim itu hamba sahaya (budak) dari negri Habsyi ( Ethiopia ).Ibnu Abil Qosim meriwayatkan dari Abdullah bin Az-zubair, katanya:
"Aku bertanya kepada Jabir bin Abdillah, apa yang engkau ketahui tentang Lukman?. ia menjawab "Beliau adalah orang yang berbadan pendek, berhidung pesek dari negri Negro".
Lukmanul hakim bekerja sebagai tukang jahit. Ada yang berpendapat beliau adalah tukang kayu. Dan ada juga yang berpendapat bahwa Lukman itu adalah sebagai pengembala kambing. Ada suatu riwayat mengatakan bahwa beliau berjumpa dengan seseorang, ketika beliau mengucapkan kata-kata hikmah lalu orang tersebut bertanya:
"Bukanlah engkau itu sebagai tukang kambing ?
"Beliau menjawab; "Benar saya pengembala kambing.
"Orang tersebut melanjutkan pertanyaannya;
"Bagaimana engkau dapat mencapai apa yang engkau capai kini?
"Beliau menjawab:
1.Dengan bicara yang benar,
2. Menunaikan amanah,
3. Meninggalkan sesuatu yang ada manfaatnya,
4. Setia kepada janji.
Sebagian para ahli berpendapat bahwa Lukmanul Hakim itu seorang arif budiman, bukan seorang nabi. Imam An-Nawawi dalam kitab al-Adzar menulis, bahwa Lukman dan Maryam bukanlah nabi. Sebenarnya kedua-duanya itu adalah tergolong sebagai Shiddiqin. Konon beliau disuruh memilih antara kenabian dan hikmah lantas beliau memilih hikmah. Diriwayatkan bahwa Jibril as ketika menyuruh Lukmanul Hakim untuk memilih antara kenabian dan hikmah, maka beliau memilih hikmah. Seraya Jibril mengusap dada Lukman Hakim dengan sayapnya, lalu Lukman Hakim berbicara dengan mutiara hikmah "Ketika Jibril berpamitan ia berbicara kepada Lukmanul Hakim, "Aku berwasiat kepadamu dengan wasiat, maka jagalah wasiatku ini, wahai Lukman :"Sekiranya engkau masukan tanganmu sampai sakumu kedalam mulut ular besar, maka hal itu lebih baik bagimu daripada engkau meminta-minta seorang fakir yang merasa kaya."Lukman mempunyai putra bernama Taran sebagaimana dikemukakan oleh Ath-Thabari.
juga ada yang mengatakan Tsaran atau An um atau Masykum. Ada yang mengatakan bahawa putra Lukman itu seorang kafir yang musyirik. Oleh karena itu Lukman selalu tak henti-henti memberi nasihat shingga ia memeluk agama Islam .
Komentar