Langsung ke konten utama

Ribuan Warga Lhoong – Aceh Masih Terisolasi Akibat Longsor



Banda Aceh ( Berita ) : Ribuan warga dari 28 desa di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, hingga kini masih terisolasi akibat terputusnya ruas jalan nasional Banda Aceh-Calang (Aceh Jaya) setelah hujan deras yang mengguyur wilayah itu sejak Jumat (31/10). Upaya pembersihan material batu dan tanah yang menutupi ruas jalan di kilometer 36 Gunung Paro itu terus dilakukan, namun hingga Senin [03/11] pukul 13.00 WIB, belum berhasil menembus sampai ke ibu kota Kecamatan Lhoong.


Selain ditutupi material tanah dan batu, sebagian badan jalan dari Banda Aceh menuju pesisir barat dan Selatan Aceh itu juga retak dan ambrol. Sementara di sejumlah lokasi juga terlihat pohon kayu dan tiang listrik tumbang di badan jalan.

Sebagian warga di lokasi tertentu menawarkan jasa untuk pengendara sepeda motor guna melewati ruas jalan yang tertimbun material longsor dengan memasang tarif antara Rp50 sampai Rp100 ribu/unit. Seorang warga Kecamatan Lhoong, Yusrizal, menjelaskan arus listrik di daerahnya hingga kini masih padam karena pasokan energi listrik PT PLN terputus sejak tiga hari lalu. "Kami berharap situasi ini bisa segera pulih, terutama pasokan listrik PLN," katanya menjelaskan.


Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Abdurrahman, meminta pemerintah provinsi serius dalam menanggapi insiden tanah longsor yang menimbun badan jalan Banda Aceh-Calang di kawasan Gunung Paro di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar.

"Kami berharap Gubernur Aceh Zaini Abdullah segera meninjau lokasi sehingga pimpinan instansi terkait cepat merespons guna menormalkan kembali transportasi darat Banda Aceh menuju pesisir barat provinsi ini," katanya.

Menurut dia, hal paling penting adalah ribuan masyarakat dari 28 desa di Kecamatan Lhoong tidak terlalu lama terkurung karena terputusnya transportasi akibat ruas jalan nasional yang tertimbun longsor sejak 1 Nopember 2014.

"Kalau hari Senin (3/11), akses jalan ke Kecamatan Lhoong tidak bisa dibuka maka kami khawatirkan masyarakat Lhoong akan kehabisan stok barang kebutuhan pokok. Ini paling penting dipikirkan oleh pemerintah, yakni menyelamatkan warga," kata politisi Partai Gerindra itu.

Untuk masuk ke Kecamatan Lhoong hanya bisa dilalui dari Banda Aceh-Lamno. Akses dari Lamno juga terputus setelah longsoran terjadi di kawasan Gunung Geurutee, sedangkan lewat laut juga sangat riskan dikarenakan cuaca perairan laut kurang baik.

Meulaboh — Ratusan rumah di 4 kecamatan di Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Senin (24/12), terendam banjir hingga dua meter. Meski demikian, sebagian besar warga memilih berdiam diri di rumah.

Banjir terjadi akibat meluapnya sungai Woyla dan sungai Meurubo, setelah diguyur hujan beberapa hari. Adalah Kecamatan Bubon, Samatiga, Woyla Timur, dan Meurubo, yang terendam banjir.

Selain sejumlah sarana pendidikan dan fasilitas umum lainnya, banjir juga menggenangi ruas jalan Ateung Teupat, yang merupakan jalur lalu lintas dari Meulaboh menuju Kuala Bee.

Akibatnya, kendaraan roda dua tidak bisa melintas dan terpaksa diangkut menggunakn rakit. Sayangnya, pemilik kendaraan harus mengeluarkan kocek Rp10 ribu per sepeda motor.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Dayah Mudi Mesra Samalanga Kab.Bireun NAD

MUDI MESRA Adalah sebuah pesantren atau dalam istilah orang aceh disebut dengan Dayah, yang terletak didesa Mideun Jok Kemukiman Mesjid Raya kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireun.. Dayah ini telah berdiri sejak zaman  Sultan Iskandar Muda    dayah ini terus berkembang dan saat ini menjadi dayah terbesar di Aceh. Saat ini dayah MUDI Mesra berada di bawah pimpinan Syekh Hasanul Basri HG ( Abu MUDI) dengan jumlah santri lebih kurang 6000 orang. 1 . IDENTITAS DAYAH MUDI MESRA a. Sejarah Berdirinya Pesantren MUDI Mesra.Lembaga Pendidikan Islam Ma`hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya berlokasi di desa Mideun Jok Kemukiman Mesjid Raya, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), tepatnya di sebelah barat kota industri Lhokseumawe kira-kira 100 km. (Note: pintu gerbang komplek putra) D ayah ini telah didirikan seiring dengan pembangunan Mesjid Raya pada masa Sultan Iskandar Muda. Pimpinan dayah yang pertama d...

Hukum Main atau Menonton Sepak Bola dalam Islam

Ayo coba cari tahu dengan membaca artikel ini tentang bagaimana sih sebenarnya Main atau Nonton Bola dalam perspektif Agama Islam. boleh atau tidak sebenarnya, jangan sampai kita tidak tahu menahu kalau setiap sesuatunya, diperbolehkan atau tidak diperbolehkannya paling tidak ada sebuah alasan tersendiri disana dalam islam, berikut penjelasan dari Syaikh Abuya Muda Waly Al Khalidy. Main bola itu kalau dengan tidak meninggalkan sembahyang dan tidak terbuka aurat dan bukan untuk mencari uang dan bukan untuk bertanding yang membawa kerusakan dan tidak pula merusakkan marwah maka kalau seperti yang telah tersebut itu hukumnya adalah harus (boleh) tetapi kalau ada salah satu yang tersebut di atas itu maka hukumnya haram. Nashnya dalam kitab Syarqawi juzuk 2 nomor 424 : قوله وبندق) اى يرمى به إلى حفرة ونحوها به والمراد ما يؤكل ويلعب به فى العيد . أما بندق الرصاص والطين فتصح المسابقة عليه ولو بعوض خلافا للمصنف كما سيأتى لأن له نكاية فى الحرب أشد من السهام (قوله وعوم) اى...

Dayah tertua di KOTA LANGSA

Dayah Darul Huda didirikan oleh ulama yang dikenal dengan sebutan Abi Sungai Paoh, dengan nama lengkap Tgk H Usman Basyah (alm) pada tahun 1962 di Gampong Sungai Paoh Kota Langsa. Abi Sungai Paoh lahir di Geudong, Aceh Utara, tahun 1936.  Abi Sungai Paoh meninggal dunia pada tahun 2004, dan mewariskan Dayah Darul Huda pada putranya Tgk H Syeh Muhajir Usman S Ag LLM, anak ke lima dari sembilan bersaudara. Selama 52 tahun berdiri, dayah tersebut telah melahirkan sedikitnya 2.000 lebih alumni dari berbagai pelosok daerah di Aceh dan luar daerah Serambi Mekkah ini. Tgk H Syeh Muhajir Usman yang lahir pada 15 Maret 1975 itu akrap dipanggil Tgk Syeh. Di bawah pimpinan Tgk Syeh, dayah tersebut telah berkembang dengan pesat. Saat ini santri di Dayah Darul Huda ini mencapai 400 orang lebih dengan pengajar tetap 35 orang, serta guru tidak tetap 23 orang. Karir pendidikan Tgk Syeh antara lain, tahun 1981 hingga 1993 pertama kali menjadi santri yang dipimpin ayahandanya (D...