Langsung ke konten utama

Allah Maha Esa

 
 Para ulama Ahli sunnah wal Jamaah menyatakan bahwa hakikat keesaan (wahdaniyah) adalah tiada ta’adud (banyak) pada zat, sifat dan perbuatan Allah. Maka, tiada yang menyerupai Allah SWT baik dari segi zat, sifat maupun af’alNya. Dan yang dikatakan dengan tauhid (meng-esakan) adalah melakukan ibadat hanya kepada Zat yang disembah serta mengi’tikadkan esanya zat, sifat, dan af’al tuhan.

Maka Keesaan Allah ada pada tiga hal yaitu tauhid pada zat, tauhid pada sifat dan tauhid pada af’al.
Tauhid pada zat di ambil dari firman Allah dalam surat al-Ikhlash ayat 1 :

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
 
katakanlah bahwa Allah itu esa

Dalam ayat ini dapat di pahami bahwa zat Allah hanya satu (wahdaniyah).

Sedangkan tauhid pada sifat di ambil dari firman Allah dalam surat syura ayat 11 :
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
 
tidak ada yang semisil bagi Allah sesuatupun.

dan juga dari firman Allah surat al-Ikhlash ayat 4 :
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
 
dan tidak ada bagiNya sekutu

Dari kedua ayat di atas bisa di pahami bahwa tidak ada satu zat yang memiliki sifat yang sama dengan Allah dan sifat ketuhanan itu hanya ada pada Allah semata.

Sedangkan tauhid af’al di pahami dari firman Allah surat ar-Ra’d ayat 16 :
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ
 
Allah menciptakan segala sesuatu.

dan juga dari firman Allah surat ash-Shaffat ayat 96:
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
 
Allah lah yang menciptakan kamu dan perbuatanmu.

Dalam ayat ini dapat di pahami bahwa hanya Allahlah yang menciptakan segala makhluk dan juga menciptakan perbuatan dari makhluk tersebut.

Keesaan zat(wahdaniyah fil Zat) pada Allah, meniadakan dua perkara:

1. Zat Allah SWT tersusun dari bagian (kam muttashil fi zat) atau dengan kata yang lain Zat tuhan menerima pembagian walaupun pada kenyataan tidak terbagi.

Maka setiap yang murakab (tersusun) adalah sesuatu yang baharu (bukan qadim) dan juga merupakan makhluk secara otomatis karena semua yang tersusun membutuhkan kepada penyusunnya. Allah SWT berfirman dalam surat al-Infithar ayat 8:

فِي أَيِّ صُورَةٍ مَّا شَاء رَكَّبَكَ
 
Artinya : dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.

2. Ada zat lain yang mempunyai kesempurnaan seperti kesempurnaan yang wajib pada Zat Allh SWT dan mustahil baginya sifat-sifat kekurangan yang mustahil bagi Allah (kam munfashil fi zat)

Keesaan pada sifat(wahdaniyah fi shifat) Allah, meniadakan dua perkara:
  1. Allah SWT mempunyai dua sifat yang sama misalnya dua Qudrah dan Dua iradah (Kam Munfashil fi shifat). Qudrah-Nya itu satu. Dengan qudrah yang satu tersebut Allah menciptakan dan meniadakan segala sesuatu. Demikian juga pada sifat-sifat yang lain.
  2. Ada makhluk yang mempunyai sifat seperti salah satu sifat Allah SWT (kam munfashil fi shifat). Misalkan, mempunyai iradah yang sanggup mengkhususkan seperti halnya Iradah Allah, mempunyai ilmu yang mengetahui segalanya dan lain-lain.

Keesaan af’al(Wahdaniyah fil Af’al/perbuatan) menafikan: Adanya zat yang menciptakan perbuatan (kam munfashil fi af'al), karna tidak ada zat lain yang sama dengan Allah SWT dalam menciptakan perbuatan, tetapi hanya Allah yang menjadikan dan meniadakan sesuatu. Adapun yang ada pada hamba hanyalah kehasilan dari usahanya (kasbu) yang diciptakan Allah. Maka wajib bagi kita untuk mengiktikadkan bahwa sungguh segala perbuatan baik itu kecil maupun besar adalah ciptaan ALLAH swt semata.

Firma-Nya:

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُون
 
Artinya: Dan Allahlah yang menciptakan kamu dan apa-apa yang kamu kerjakan.(Qs.as-Shaffat 96)
 
Sabda Nabi Saw:

إن الله يصنع كل صانع وصنعته
 
Artinya: Sesungguh Allah SWT yang menciptakan setiap pencipta dan dan ciptaanya.(H.R.Imam Bukhari)
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Dayah Mudi Mesra Samalanga Kab.Bireun NAD

MUDI MESRA Adalah sebuah pesantren atau dalam istilah orang aceh disebut dengan Dayah, yang terletak didesa Mideun Jok Kemukiman Mesjid Raya kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireun.. Dayah ini telah berdiri sejak zaman  Sultan Iskandar Muda    dayah ini terus berkembang dan saat ini menjadi dayah terbesar di Aceh. Saat ini dayah MUDI Mesra berada di bawah pimpinan Syekh Hasanul Basri HG ( Abu MUDI) dengan jumlah santri lebih kurang 6000 orang. 1 . IDENTITAS DAYAH MUDI MESRA a. Sejarah Berdirinya Pesantren MUDI Mesra.Lembaga Pendidikan Islam Ma`hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya berlokasi di desa Mideun Jok Kemukiman Mesjid Raya, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), tepatnya di sebelah barat kota industri Lhokseumawe kira-kira 100 km. (Note: pintu gerbang komplek putra) D ayah ini telah didirikan seiring dengan pembangunan Mesjid Raya pada masa Sultan Iskandar Muda. Pimpinan dayah yang pertama d...

Kata Motivasi Islam Imam Al ghazali

Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak berhujjah. Ia digelar  Hujjatul Islam   karena kemampuannya tersebut. Ia sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam. Ia berjaya menguasai pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam al-Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia juga sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu pengetahuan. Sebelum beliau memulai pengembaraan, beliau telah mempelajari karya ahli sufi ternama seperti   al-Junaid Sabili   dan   Bayazid Busthami . Imam al-Ghazali telah mengembara selama 10 tahun. Ia telah mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti   Mekkah ,   Madinah ,   Jerusalem , dan   Mesir . Ia terkenal sebagai ahli   filsafat Islam   yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu ti...

Nasehat Imam Syafi'i tentang menuntut Ilmu

 Tuntutlah ilmu hinga liang lahat, bukankah ini pertanda pentungnya ilmu dan tidak ada kata berhenti mencari ilmu dan tidak juga kata cukup dalam menuntut ilmu. Imam Syafi'i rahimallahu mengatakan dalam sebuah kitab Ta'lim muta'allim karangan Syekh Az-Zarnuji, Imam al-Zarnji Terlahir dengan nama Burhanuddin al-Zarnuji, sebagian menyebutkan bahwa namanya adalah Syeikh Ibrahim bin Isma'il Al Zarnuji. Jika dilihat dari nisbahnya, yaitu Az-Zarnuji, maka sebagian peneliti mengatakan bahwa ia berasal dari Zaradj, yakni suatu daerah yang kini dikenal dengan nama Afganistan. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:   لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ Ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara : Cerdas, Semangat (Antusias), Kesungguhan, Bekal, Bergaul dengan guru, Waktu yang lama.” Kecerdasan . Sesuatu hal yang bisa ki...