Langsung ke konten utama

Kuliah Atau Dayah ?

(BEM) STAI Al-Aziziyah Samalanga menyelenggarakan Muhazaratul Ammah (kuliah umum) dengan pemateri Tgk Khalidin Yacob, Ph. D adalah pendiri Yayasan Ashabul Kahfi Sidney Australia dan merupakan alumni Dayah MUDI
 
Pilih kuliah atau Dayah- Bulan Mei dan Juni merupakan bulan paling sibuk bagi kalangan pelajar yang telah mencapai tahap akhir pembelajaran, baik itu SD, SMP maupun SMA. Karena di bulan inilah mereka harus memutuskan kemana harus melanjutkan pendidikan. Salah memilih akan berakibat fatal bagi kehidupan yang harus dijalani selanjutnya.

Banyak di antara siswa-siswi kebingungan dalam memutuskan hal ini. Kalau orang tua mereka termasuk orang yang terpelajar dan cerdas mungkin tidak sulit untuk memilihkan yang terbaik bagi anaknya, namun bagaimana dengan mereka yang harus membuat keputusan sendiri ? Tentu saja mereka akan kebingungan. Menghadapi hal ini, tidak jarang mereka ikut-ikutan apa yang dilakukan teman-temannya, kalau teman mereka berbondong-bondong masuk ke jurusan kedokteran, mereka juga ikut-ikutan melakukannya. Padahal mungkin saja temannya melakukan hal itu karena terdorong untuk menyelamatkan kehidupan manusia dan suka melihat orang-orang sakit, sedangkan dia sendiri mungkin melihat darah saja sudah mau muntah, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya bila dia sukses menjadi seorang dokter. Dia akan merana seumur hidup karena harus melakukan hal yang paling menjijikkan dalam kehidupannya. Itulah salah satu contoh bahanya ikut-ikutan dalam memilih jenjang pendidikan bagi seorang siswa. Namun kali ini penulis bukan ingin membahas bagaimana cara memilih jurusan kuliah, tapi penulis ingin membahas apa yang harus kita pilih, kuliah atau dayah ?

Pertanyaan ini mempunyai dua jawaban:

1. Memilih Dayah
2. Memilih Kuliah

Kalau orang yang bersangkutan sudah mempunyai ilmu agama yang fardhu ain dan minatnya tidak besar untuk memperdalamnya, sudah sepantasnya dia melanjutkan pendidikannya ke tempat yang dia sukai asalkan dengan melakukan hal itu tidak akan menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan dan pelanggaran syariat.

Sebaliknya, bila orang tersebut belum mempunyai ilmu agama yang fardhu ain, maka wajib bagi orang tersebut menuntut ilmu agamanya dulu, dalam hal ini  Dayah atau pesantren adalah tempat yang strategis.

Kenapa harus Dayah ? Bukankah ilmu agama bisa didapatkan di buku atau dimana saja ?
Benar, namun mempelajari ilmu agama itu berbeda dengan mempelajari ilmu komputer atau semisalnya, karena mempelajari ilmu tersebut tidak memberi pengaruh apa-apa bila kita tersesat, paling-paling komputer hangus terbakar. Berbeda halnya kalau tersesat dalam mempelajari ilmu agama, maka nerakalah ancamannya. Untuk itu kita perlu memiliki seorang guru yang benar-benar berkompeten untuk mengajari kita ilmu agama.

Dalam hal ini, guru yang sangat berkompeten untuk mengajari ilmu agama adalah teungku di dayah, karena ilmu yang mereka ajari tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang rancu, dan bisa dipertanggung jawabkan. Karena ilmu yang diajarkan di dayah adalah ilmu yang bernasab sampai kepada Rasulullah saw, salah satunya adalah apa yang diajarkan oleh dayah MUDI dan dayah-dayah lainnya yang bersumber dari Abuya Muda Wali.

Sekian, semoga bermanfaat !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Dayah Mudi Mesra Samalanga Kab.Bireun NAD

MUDI MESRA Adalah sebuah pesantren atau dalam istilah orang aceh disebut dengan Dayah, yang terletak didesa Mideun Jok Kemukiman Mesjid Raya kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireun.. Dayah ini telah berdiri sejak zaman  Sultan Iskandar Muda    dayah ini terus berkembang dan saat ini menjadi dayah terbesar di Aceh. Saat ini dayah MUDI Mesra berada di bawah pimpinan Syekh Hasanul Basri HG ( Abu MUDI) dengan jumlah santri lebih kurang 6000 orang. 1 . IDENTITAS DAYAH MUDI MESRA a. Sejarah Berdirinya Pesantren MUDI Mesra.Lembaga Pendidikan Islam Ma`hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya berlokasi di desa Mideun Jok Kemukiman Mesjid Raya, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), tepatnya di sebelah barat kota industri Lhokseumawe kira-kira 100 km. (Note: pintu gerbang komplek putra) D ayah ini telah didirikan seiring dengan pembangunan Mesjid Raya pada masa Sultan Iskandar Muda. Pimpinan dayah yang pertama d...

Hukum Main atau Menonton Sepak Bola dalam Islam

Ayo coba cari tahu dengan membaca artikel ini tentang bagaimana sih sebenarnya Main atau Nonton Bola dalam perspektif Agama Islam. boleh atau tidak sebenarnya, jangan sampai kita tidak tahu menahu kalau setiap sesuatunya, diperbolehkan atau tidak diperbolehkannya paling tidak ada sebuah alasan tersendiri disana dalam islam, berikut penjelasan dari Syaikh Abuya Muda Waly Al Khalidy. Main bola itu kalau dengan tidak meninggalkan sembahyang dan tidak terbuka aurat dan bukan untuk mencari uang dan bukan untuk bertanding yang membawa kerusakan dan tidak pula merusakkan marwah maka kalau seperti yang telah tersebut itu hukumnya adalah harus (boleh) tetapi kalau ada salah satu yang tersebut di atas itu maka hukumnya haram. Nashnya dalam kitab Syarqawi juzuk 2 nomor 424 : قوله وبندق) اى يرمى به إلى حفرة ونحوها به والمراد ما يؤكل ويلعب به فى العيد . أما بندق الرصاص والطين فتصح المسابقة عليه ولو بعوض خلافا للمصنف كما سيأتى لأن له نكاية فى الحرب أشد من السهام (قوله وعوم) اى...

Dayah tertua di KOTA LANGSA

Dayah Darul Huda didirikan oleh ulama yang dikenal dengan sebutan Abi Sungai Paoh, dengan nama lengkap Tgk H Usman Basyah (alm) pada tahun 1962 di Gampong Sungai Paoh Kota Langsa. Abi Sungai Paoh lahir di Geudong, Aceh Utara, tahun 1936.  Abi Sungai Paoh meninggal dunia pada tahun 2004, dan mewariskan Dayah Darul Huda pada putranya Tgk H Syeh Muhajir Usman S Ag LLM, anak ke lima dari sembilan bersaudara. Selama 52 tahun berdiri, dayah tersebut telah melahirkan sedikitnya 2.000 lebih alumni dari berbagai pelosok daerah di Aceh dan luar daerah Serambi Mekkah ini. Tgk H Syeh Muhajir Usman yang lahir pada 15 Maret 1975 itu akrap dipanggil Tgk Syeh. Di bawah pimpinan Tgk Syeh, dayah tersebut telah berkembang dengan pesat. Saat ini santri di Dayah Darul Huda ini mencapai 400 orang lebih dengan pengajar tetap 35 orang, serta guru tidak tetap 23 orang. Karir pendidikan Tgk Syeh antara lain, tahun 1981 hingga 1993 pertama kali menjadi santri yang dipimpin ayahandanya (D...