Salah satu tanda kesempurnaan iman seseorang mukmin ialah mencintai saudaranya sendiri sebagaiman ia mencintai dirinya sendiri. Hal itu direalisasika dalam kehidupan sehari – hari dengan berusaha untuk menolong dan merasakan kesusahan maupun kebahagiaansaudaranya seiman yang didasarkan atas keimanan yang teguh kepada Allah SWT. Dia tidak berfikir panjang untuk menolong saudaranya sekalipun sesuatu yang diperlukan saudaranya adalah benda yang paling di cintainya.
Hadits No. 1667 Lu’lu’ Wal Marjan
حَدِ يث عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِ اللهُ عَنهُمَا. أنَّ رَسُولَ اللهِ صلّي اللهُ عليهِ
وَسَلّمَ ، قَالَ : الْمُسْلِمُ أَخُوالْمُسْلِمِ ، لَا يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يُسْلِمُهُ . وَمَنْ كَانَ فِى
حَاجَةِ أَخِيهِ . كَانَ اللهُ فِى حَاجَتِهِ . وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً ، فَرَّجَ اللهُ
عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. وَمَنْ سَتَرَمُسْلِمًا ، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
اخرجه البخاري فى : – كتاب المظالم: – باب لايظلم المسلم المسلم ولايسلمه .
Artinya: Abdullah bin Umar r.a. berkata : Rasulullah saw. Bersabda : Seorang muslim saudara terhadap sesama muslim, tidak menganiyayanya dan tidak akan dibiarkan dianiaya orang lain. Dan siapa yang menyampaikan hajat saudaranya, maka Allah akan menyampaikan hajatnya. Dan siapa yang melapangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan kesukarannya di hari qiyamat, dan siapa yang menutupi aurat seorang muslim maka Allah akan menutupinya di hari qiyamat. (Bukhari, muslim).
B. Mufradat:
Seorang muslim saudara terhadap sesama muslim = اْلمُسْلِمُ أَخُوالْمُسْلِمِ
tidak menganiyayanya = لَا يَظْلِمُهُ
dan tidak akan dibiarkan dianiaya orang lain = وَلاَ يُسْلِمُهُ
hajatnya = حَاجَتِهِ
Dan siapa yang melapangkan kesusahan = وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً
seorang muslim
maka Allah akan menutupinya di hari qiyamat = سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
C. Penjelasan dan Korelasinya dengan Hadist lain Serta Ayat Al-Quran
Intisari yang dapat diambil dari isi hadist tersebut adalah:
1. Tidak dibolehkan Penganiayaan : baik badan, hati, maupun perasaannya.
2. Larangan membuka aib dimuka umum.
3. Tidak dibolehkan Merendahkan, meremehkan, serta menyepelekan baik dengan tingkah laku, perbuatan dan perkataan.
Hadits di atas sangat jelas berbicara mengenai seorang muslim yang dalam keadaan bagaimana pun saudaranya itu, haruslah dibantu. Baik dia berada dalam keadaan yang tertindas, juga ketika dia tengah menindas. Inilah keistimewaan ajaran Islam. Sangatlah biasa jika seseorang membela orang yang dizalimi, karena seluruh dunia pun akan menyetujui dan berpikir sama tentang hal tersebut. Akan tetapi bagaimana jika menolong orang yang jelas-jelas menzalimi. Tentulah ini menjadi sangat spesial dan luar biasa, karena tidak semua berpikiran dan bertindak seperti ini. Dalam hadits lain Rasulullah Saw bersabda :
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِى اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ص
اِنْصُرْاَخَاكَ ظَالِمًااَوْمَظْلُومًا قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ هذا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ
نَنْصُرُهُ ظَالِمًا ؟ قَالَ تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ .
Artinya: Dari Anas bin Malik r.a berkata : Rasulullah Saw bersabda : “Tolonglah saudaramu baik zhalim atau dizhalimi, maka bagaimanakah kamu menolong orang yang zhalim? Beliau bersabda : “Kamu ambil (tahan) kedua tangannya”.
Adapun cara kita sebagai seorang mukmin menolong orang yang menzalimi adalah dengan mencegah dirinya dari berbuat zalim semampu dan sebisa kita. Hal ini serupa dengan perintah Allah untuk memerangi orang yang بَغَتْ dikarenakan mereka telah melampaui batas dan menzalim orang lain dan dirinya sendiri. Dalam sebuah hadist diterangkan mengenai larangan mengabaikan antara satu sama lain:
وَعَنْ أبِى أيُّوبَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عليهِ
وسلم قَالَ : لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أنْ يَهْجُرَ أخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ
فَيُعْرِضُ هذَا وَيُعْرِضُ هذَا ، وَخَيْرُ هُمَا الَّذِى يُبْدَأُبِالسَّلاَمِ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .
Artinya: Abu Ajjub r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: Tidak dihalalkan seorang muslim memboikot saudara sesama Muslim lebih dari tiga hari, hingga bertemu masing-masing mengabaikan pada yang lain. Dan sebaik-baik keduanya ialah yang dahulu memberi salam.
Intisarinya adalah haramnya perbuatan saling membenci, saling hasad, saling bertolak belakang dan saling memutuskan hubungan. Larangan untuk menyakiti/mengganggu seorang Muslim dalam bentuk apapun. Haramnya menjauhi saudaranya Muslim lebih dari tiga hari. Semua perbuatan tersebut bukanlah dari akhlaq seorang Muslim. Anjuran untuk bersaudara dan bersatu hati diantara sesama Muslim. Tidak diperbolehkan seorang muslim memboikot saudaranya selama tiga hari, karena manusia tidak akan mencapai ketentraman tanpa pergaulan didalam suatu kelompok sebagai bentuk persaudaraan
Pada hadits ini Rasulullah saw membimbing kita kepada perkara yang mengharuskan kita menjadi bersaudara, saling mencintai, bersatu hati serta saling berinteraksi antara kita dengan interaksi baik secara Islami, yang menunjukkan kita kepada akhlaq mulia dan menjauhkan kita dari keburukannya. Menghilangkan dari hati kita perasaan hasad dan benci serta menjadikan hubungan kita hubungan secara Islam yang mulia.
Hadits tersebut juga menunjukan kepada kita bahwa ikatan persaudaraan dalam Islam lebih kuat daripada ikatan nasab dan darah karena landasannya adalah iman kepada Allah. Maka tidak boleh bagi seorang muslim menjauhi saudaranya atau berpaling darinya lebih dari tiga hari selama hal itu tidak terdapat sebab yang diperbolehkan oleh agama yang diharapkan orang yang yang dijahui tersebut kembali dari penyimpangan dalam agama. Adapun hadis yang menjelaskan keutamaan dari persaudaraan tersebut adalah :
حديث أبِى مُوسى ،عَنِ النَّبِىِّ صَلى الله عليه وسلم ، قَالَ : (( إنَّ الْمُؤ مِنَ
لِلْمُؤمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا )) وَشَبَّكَ أَصَا بِعَهُ .
أخرجه لبخارى فى : – كتاب الصلاة : – باب تشبيك الأصابع فى المسجد وغيره .
Artinya: Abu Musa r.a. berkata : Nabi Saw. bersabda : Seorang mu’min terhadap sesama mu’min bagaikan satu bangunan yang setengahnya menguatkan setengahnya, lalu Nabi Saw. mengeramkan jari-jarinya. (Bukhari, Muslim).
Artinya bahwa seorang muslim adalah bagian dari muslim yang lain. Bila ia sakit, maka muslim yang lain ikut merasakan sakit. Jika seorang muslim mempunyai masalah, sesungguhnya itupun merupakan masalah kaum muslimin seluruhnya. Jika seorang muslim tidak menolong saudaranya, maka hal itu akan berakibat fatal bagi dirinya dan bagi saudaranya.
Hadits di atas sangat jelas berbicara mengenai seorang muslim yang dalam keadaan bagaimana pun saudaranya itu, haruslah dibantu. Baik dia berada dalam keadaan yang susah, juga ketika dia tengah kesulitan.
(عَنْ أبِيْ مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الله صَلّى اللهُ عليهِ وَسَلّمَ : “اَلمُؤمِنُ لِلْمُؤمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا”(روه مسلم
Abu Musa mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Orang mukmin yang satu dengan lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan.”
Pada hadits ini Rasulullah saw membimbing kita kepada perkara yang mengharuskan kita menjadi bersaudara, saling mencintai, bersatu hati serta saling berinteraksi antara kita dengan interaksi baik secara Islami, yang menunjukkan kita kepada akhlaq mulia dan menjauhkan kita dari keburukannya.
Dalam hadits tersebut telah dijelaskan bahwa hendaknya orang islam harus saling tolong-menolong dalam kebaikan dan membantu dalam kesulitan atau kesusahan yang menimpa saudara kita di dunia ketika kita membantu untuk meringankan bebannya dan bahkan menghapus kesulitannya di dunia, maka di akhirat kelak kitalah yang akan mendapatkan apa yang kita kerjakan di dunia dengan membantu mengurangi kesulitan orang lain, Adapun ayat Al-Quran yang membahas mengenai persaudaraan, seperti Q.S. Al-Hujurat ayat 10 :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
D. Pengertian Silaturahmi
Shilah artinya Hubungan atau menghubungkan sedangkan ar-Rahm berasal dariRahima-Yarhamu-Rahmun/Rahmatan yang berarti lembut dan kasih sayang.Taraahamal-Qaumu artinya kaum itu saling berkasih sayang. Taraahama 'Alayhi berarti mendo'akan seseorang agar mendapat rahmat. Sehingga dengan pengertian iniseseorang dikatakan telah menjalin silaturrahmi apabila ia telah menjalin hubungankasih sayang dalam kebaikan bukan dalam dosa dan kema'siatan.
Selain itu kata ar-Rahm atau ar-Rahim juga mempunyai arti peranakan (rahim) ataukekerabatan yang masih ada pertalian darah (persaudaraan). Inilah keunikan BahasaArab, Satu kata saja sudah dapat menjelaskan definisinya sendiri tanpa bantuan kata-kata lain. Dengan demikian Shilaturrahmi atau Shilaturrahim secara bahasa adalahmenjalin hubungan kasih sayang dengan saudara dan kerabat yang masih adahubungan darah (senasab). Seseorang tidak dapat dikatakan menjalin hubungansilaturrahmi bila ia berkasih sayang dengan orang lain sementara saudara dankerabatnya dia jadikan musuh. Islam dalam hal ini mengajarkan kepada kita tentangskala prioritas, yaitu dahulukanlah keluarga dan kaum kerabatmu baru kemudianorang lain. Hubungan baik dengan orang lain jangan sampai merusak hubungankekeluargaan. Hubungan kasih sayang dengan istri jangan sampai merusak hubungankita dengan orang tua dan saudara.
E. Bentuk-Bentuk Silaturahmi
1. Ziarah
Ziarah kubur adalah mengunjungi makam keluarga, kerabat, ataupun makam para ulama yang telah berjasa bagi perkembangan agama Islam.
2. Lemah lembut
Dalam berbicara kepada orang lain, hendaknya kita memakai bahsa yang lemah lembut agar tidak menyinggung perasaan satu sama lain.
3. Bermuka manis
Bermuka manis terhadap orang lain sangat dianjurkan, karena orang lain akan lebih mudah mengenal seseorang ketika orang itu sudah menunjukkan muka yang manis terlebih dahulu.
4. Memuliakan orang lain
Memuliakan orang lain juga dapat mendekatkan hubungan antara satu sama lain. Saling menghormati dan menghargai adalah sesuatu yang juga dapat menyatukan hubungan baik antar sesama.
F. Korelasi Silaaturahmi dengan Beberapa Ilmu
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ (رضي الله عنه) قَالَ: قَاَل رَسُوْلُ اللهِ (صلى الله عليه وسلم): "مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ". (أخرجه البخاري)
Artinya: Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Barang siapa yang suka dilapangkan rizkinya, dan dipanjangkan umurnya, hendaklah (rajin) menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari).
Hadits diataas menganjurkan kita agar rajin bersilaturahmi, karena silaturahmi memperpanjang umur dan memperbanyak rezeki. Sedemikian pentingnya silaturahmi, sampai-sampai orang yang memutus silaturahmi terancam masuk neraka. Ada beberapa kajian ilmu terhadap pendapat tersebut:
A. Ilmu Kesehatan (Memperpanjang Umur)
Riset puluhan tahun yang dilakukan MacArthur Foundation mengenai penuaan di AS menyimpulkan bahwa dua prediktor utama kesehatan manula adalah frekuensi silaturahmi dengan sanak-keluarga dan kehadiran dalam pertemuan-pertemuan. Perjumpaan positif antar manusia dapat menurunkan kadar hormon pemicu stres epinefrin/norepinefrin dan kortisol dalam darah. Sebaliknya, hormon yang memperkuat rasa saling percaya dan ikatan emosi, oksitosin dan vasopresin, justru meningkat. Ilmuwan juga menduga bahwa silaturahmi memicu dua neurotransmitter penting: dopamin, yang meningkatkan daya konsentrasi dan rasa bahagia, dan serotonin, yang mengurangi ketakutan dan kecemasan.
B. Ilmu Sosial (Memperbanyak Rizki)
Pada pertengahan tahun 1970-an, Sosiolog Harvard bernama Mark Granovetter mempublikasikan risetnya yang kemudian menjadi karya monumental mengenai cara orang mendapatkan pekerjaan. Apa yang ditemukannya masih valid hingga sekarang, yaitu bahwa mayoritas orang mendapat pekerjaan melalui koneksi pribadi. Namun, satu temuan yang mengejutkan Granovetter adalah bahwa koneksi tersebut umumnya bukan teman atau saudara dekat. Si penerima kerja hanya sesekali dalam setahun bertemu dengannya.
Teman atau saudara jauh tersebut efektif dalam memberi informasi pekerjaan
—menurut Granovetter— karena dia tahu banyak orang yang tidak Anda kenal, berbeda dengan kebanyakan relasi teman dan keluarga dekat Anda yang umumnya juga Anda kenal. Bersilaturahmilah dengan orang yang lama tidak Anda jumpai, seperti kawan sekolah dulu, saudara jauh, atau mantan rekan kerja, maka Anda berpeluang mendapat informasi berharga untuk bisnis atau pekerjaan Anda.
Komentar