Langsung ke konten utama

Postingan

Asal usul MONAS dan Sejarah Kapten Teuku Markam

Monumen Nasional - MONAS Generasi penerus bangsa pasti banyak tidak mengetahui siapa penyumbang emas tugu Monas tersebut . Mau tahu beliau konglomerat zaman pemerintah Presiden Soekarno dulu yaitu Kapten Teuku Markam dari Aceh. Teuku Markam adalah seorang pengusaha kaya berasal dari Aceh pada zaman pemerintahan Presiden RI Soekarno.   Teuku Markam keturunan  uleebalang yang lahir tahun 1925 di Seuneudon dan Alue Capli, Panton Labu  Aceh Utara dan ayahnya bernama Teuku Marhaban. Sejak kecil Teuku Markam sudah menjadi yatim piatu. Ketika usia 9 tahun, Teuku Marhaban meninggal dunia. Sedangkan ibunya telah lebih dulu meninggal. Teuku Markam kemudian diasuh kakaknya Cut Nyak Putroe. Teuku Markam hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 4 SR ( Sekolah Rakyat ). Teuku Markam terlibat dalam pembangunan infrastruktur di  Aceh  dan  Jawa Barat , jalan  Medan - Banda Aceh , Bireuen - Takengon ,  Meulaboh , Tapaktuan yang didanai oleh  Bank Dunia . Teuku Markam menyumbangkan 28 kg em

Cara mengatasi Mozila Firefox yang Lamban (LEMOT)

Mozila Firefox -  Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi tips & trick untuk mengatasi Mozila Firefox yang lamban atau lelet. saya sendiri sudah coba dan Alhamdulillah sukses, Walau Mozila Firefox dikenal sebagai peramban Web Browser yang cukup hebat dan disenangi oleh banyak orang, sesekali kelemotan juga akan terjadi dan bakal membuat kita jengkel. Berikut akan saya terangkan apa yang harus anda perbaiki agar Mozila Firefox anda kembali berjalan seperti biasanya malah akan lebih cepat dari sebelumnya. Saya akan coba berbagi tips untuk Mozila Firefox tipe apa saja untuk disetting agar kembali normal atau lebih cepat dari sebelum kelemotan yang sudah ditimpa oleh Mozila Firefox Anda itu terjadi. Langsung saja, mari Anda ikut saya ke TKP, semoga saja permasalahannya terselesaikan, Jika tidak, Coba lagi ;) Berikut Ulasannya: Buka Firefox pernyar Anda Lalu Anda ketikan pada Addresbar Firefox :  about:config Kemudian klik pada tulisan  I'll be Careful, I p

Applenya cina - Xiaomi Mi4

Spesifikasi Xiaomi Mi4  – Perusahaan asal china yang disebut sebut sebagai Applenya China, Xiaomi kini resmi meluncurkan smartphone terbaru bernama Mi 4. Ponsel cerdas Xiaomi Mi 4 ini menjadi yang ditunggu tunggu pecinta gadget di seluruh dunia. pasalnya selama ini xiaomi terkenal sebagai produsen smartphone berkualitas tinggi namun memiliki harga jual yang murah. Menariknya meski spesifikasi Xiaomi Mi4 sekelas ponsel premium, namun harga Xiaomi Mi4 hanya dibanderol dengan harga Rp 4,5 jutaan saja. Smartphone ini jelas menjadi pesaing tanguh untuk Samsung, LG, dan lenovo. Ponsel tersebut merupakan salah satu ponsel terbaik yang lahir ditahun 2014. Walaupun tidak segahar LG G3 ataupun Oppo Find 7 yang dilengkapi layar Quad HD, namun ponsel ini masih mampu bersaing dengan HTC One M8 dan Samsung Galaxy S5. Hadir dengna body berbalut metal, menjadi salah satu kelebihan yang di unggulkan Xiaomi pada Xiaom Mi3. Ponsel tersebut bisa dibilang sebagai salah satu Flagship Kille

Keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Wa Rahmah

Salah satu dari sekian banyak hajat hidup manusia baik laki-laki maupun perempuan dalam kehidupan di dunia ini ialah membentuk rumah tangga. Untuk membentuk rumah tangga antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan harus diikat dengan sebuah pertalian akad yang biasa disebut dengan pernikahan. Ikatan yang dijalin antara keduanya harus didasari pula dengan rasa cinta kasih agar dalam rumah tangga yang dibina itu akan tercipta rasa ketentraman dan kebahagiaan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Ar-Rum 21: "Sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah, yaitu diciptakan-Nya untukmu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri agar supaya kamu mendapat sakinah (ketenangan hati). Dan dijadikan-Nya kasih sayang antara kamu (suami-isteri). Sesungguhnya yang demikian menjadi tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir."(Ar-Ruum ayat 21) Rasulullah pernah bersabda"Apabila Allah menghendaki, maka rumah tangga yang Bahagia itu akan diberikan kecenderungan

Nasehat Imam Syafi'i tentang menuntut Ilmu

 Tuntutlah ilmu hinga liang lahat, bukankah ini pertanda pentungnya ilmu dan tidak ada kata berhenti mencari ilmu dan tidak juga kata cukup dalam menuntut ilmu. Imam Syafi'i rahimallahu mengatakan dalam sebuah kitab Ta'lim muta'allim karangan Syekh Az-Zarnuji, Imam al-Zarnji Terlahir dengan nama Burhanuddin al-Zarnuji, sebagian menyebutkan bahwa namanya adalah Syeikh Ibrahim bin Isma'il Al Zarnuji. Jika dilihat dari nisbahnya, yaitu Az-Zarnuji, maka sebagian peneliti mengatakan bahwa ia berasal dari Zaradj, yakni suatu daerah yang kini dikenal dengan nama Afganistan. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:   لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ Ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara : Cerdas, Semangat (Antusias), Kesungguhan, Bekal, Bergaul dengan guru, Waktu yang lama.” Kecerdasan . Sesuatu hal yang bisa kita

Kisah Imam Al-ghazali menuntut ilmu

Suatu malam disaat orang sedang terlelap, Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat itu masih muda dan sedang berguru kepada Syekh Sulaiman Zuhdi di Jabbal Qubis Makkah sedang membersihkan kamar mandi Gurunya menggunakan kedua tangannya tanpa merasa jijik dan melakukan dengan penuh ikhlas. Di saat Beliau melakukan tersebut, tiba-tiba Guru Syekh Sulaiman Zuhdi lewat dan berkata, “Kelak tanganmu akan di cium raja-raja dunia”. Ucapan Gurunya itu dikemudian hari terbukti dengan banyak raja yang menjadi murid Beliau dan mencium tangan Beliau salah satunya adalah Sultan Musa al-Muazzamsyah, Raja di Kerajaan Langkat, Sumatera Utara. Kisah berguru dalam ilmu hakikat mempunyai keunikan tersendiri, seperti kisah Sunan Kalijaga yang menjaga tongkat Gurunya dalam waktu lama, dengan itu Beliau lulus menjadi seorang murid. Berikut kisah Ulama Besar Imam Al-Ghazali memperoleh pencerahan bathin bertemu dengan pembimbing rohaninya, kisah ini saya di kutip dari Buku Tuntunan Mencapai Hidayah Ilahi hal. 177,